Menerapkan
Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkap Sistem Pendinginan dengan Media Es dan
Garam
I.
Persiapan Penanganan Hasil Tangkap
Dalam
melakukan persiapan hail tangkap mencakup tiga kegiatan yaitu persiapan
peralatan,bahan dan sarana untuk penanganan hasil tangkap, penerapan prinsip
pendinginan dan penggaraman dan identifikasi karakteristik ikan.
a. Persiapan
alat, bahan dan sarana untuk penanganan hasil tangkap
Persiapan
penanganan ikan hasil tangkapan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan
atau menyediakan segala keperluan untuk penanganan ikan hasil tangkapan
sehingga saat ikan akan ditangani maka semua perlengkapan telah tersedia dan
siap digunakan. Kegiatan persiapan ini meliputi persiapan sumberdaya manusia
yang akan mengerjakan kegiatan ini,alat dan bahan serta sarana yang dibutuhkan.
Alat dikondisikan dalam kondisi bersih, maka dilakukan pencician terlebih
dahulu kemudian dikelompokkan baik keranjang untuk pencucian maupun penirisan
air pencucian. Bahan yang digunakan terdiri dari tiga jenis yaitu: es, garam,
dan ikan.
b. Penerapan
prinsip pendinginanan
1. Prinsip
Pendinginan
Prinsip
yang dapat dilakukan dalam pendinginan adalah agar dapat menekan proses
penurunan mutu ikan hingga minimum, untuk itu ikan yang tertangkap harus segera
diturunkan suhunya menjadi 0°C ini selama penanganan selanjutnya.
Media yang dapat digunakan salahsatunya adalah es karena es memiliki sifat
menyerap panas dengan baik yakni mampu menyerap panas 80 kkal setiap 1kg es.
Supaya
diperoleh hasil yang maksimal perlu diperhitungkan hal-hal berikut:
- Ikan
segera dihimpun dalam es
- Ikan
hanya berkontang dengan es
- Panas
senantiasa mengalir keluar dari ikan
- Tebal
lapisan ikan dan es sewajarnya saja
- Semua
pekerjaan harus dikerjakan secara cepat
2. Prinsip
Penggaraman
Prinsip
penggaraman harus diterapkan dalam proses penanganan ikan hasil tangkapan
dengan sistem penggaraman. Penggaraman merupakan cara penanganan dengan tujuan
pengawetan ikan yang banyak dilakukan diberbagai negara termasuk Indonesia.
Proses ini menggunakan garam sebagai media pengawet. Pada umumnya garam yang
digunakan pada penanganan sistem penggaraman di atas kapal adalah garam
yangberbentuk kristal. Selama proses penggaraman berlangsung terjadi penetrasi
garam ke dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan dari tubuh ikan karena adanya
perbedaan konsentrasi. Cairan ini dengan cepat akan melarutkan kristal garam.
Cara
kerja garam menjalankan fungsi kedua ini adalah sebagai berikut: garam menyerap
cairan tubuh ikan sebagai proses metabolisme, bakteri terganggu karena
kekurangan cairan bahkan akhirnya mematikan bakteri. Selain menyerap cairan
tubuh ikan, garam juga menyerap cairan tubuh bakteri sehingga baktei akan
mengalami kekiringan dan akhirnya mati.
3. Perbandingan
antara Garam dan Es
Untuk
menurunkan suhu ikan maka ikan hasil tangkapan diberi es kemidian ditabur
garam, sehingga antara garam dan es tercampur. Media pendingin es yang dicampur
garan juga banyak digubakan. Media pendingin ini biasanya dilakukan
untukmenyimpan ikan yang tidak terjual pada hari pertama.
Pencampuran
antara garam dan es dapat menyerap panas dari tubuh ikan lebih besar daripada
es saja. Oleh karena itu ikan yang diberi perlakuan dengan media pendingin es dan
garam mempunyai suhu yang sangta rendah bahkan lebih rendah dari 0°C.
Dengan penggunaan garam dan es, penurunan suhu dalam kotak atau wadah
penanganan juga akan berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan
media pendingin es saja. Kemampuan pencampuran antara garam dan es dalam
mempercepat penurunan suhu ikan dan menghasilkan suhu akhir ikan yang rendah
berdampak positif terhadap upaya mempertahankan kesegaran ikan. Rendahnya suhu
dan kecepatan penurunan suhu ikan dapat menghambat proses biokimia dan
pertumbuhan bakteri pembusuk. Pada penanganan ikan dengan sistem penggaraman
yang ditambah dengan es sebaiknya berdasarkan perhitungan, sehungga es dan
garam dapat digunakan seefektif mungkin sehingga tidak menimbulkan kerugian
bila es dan garam yang diberikan berlebih dan pemberian es dan garam kurang
maka daya simpan ikan menjadi lebih pendek, hal ini dikarenakan aktifitas
bakteri yang terjadi pada tubuh ikan.
0 komentar:
Posting Komentar