Pengaruh Angin dan Gelombang
Terhadap Hasil Tangkapan
di Laut Selat Jawa
I.
Latar
belakang
Pada
daerah pesisir pantai nelayan biasanya bisa menentukan kapan musim ikan banyak
dan kapan ikan sulit untuk di temukan. Dengan demikian pada bulan-bulan tertenu
banyak nelayan yang tidak pergi melaut dan ada juga yang mengganti alat tangkap
mereka dengan alat tangkap yang sesuai jenis musim ikan yang ada. Dari sisi
cuaca sangat menentukan baik dan tidaknya hasil tangkapan, karena pengaruh
angin yang terlalu besar biasanya
membuat takut para nelayan saat melakukan penangkapan ikan, sehingga kerja
nelayan tidak maksimal.
Angin
merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam ilmu perikanan tangkap, kecepatan
angin dapat mempengaruhi tinggi rendahnya gelombang, semakin cepat arah angin
maka akan semakin tinggi gelombang pada suatu wilayah perairan. Gelombang
terjadi karena adanya energi angin yang bertiup diatas permukaan perairan,
dengan adanya energi angin maka akan terjadi dorongan terhadap permukaan air
sehingga menjadi lebih rendah dibandingkan dengan tempat disekitarnya yang
mengakibatkan ketidak seimbangan sehingga terjadi dorongan massa air yang lebih
tinggi untuk menggisi tempat yang lebih rendah. Proses ini akan berlangsung
secara terus menerus selama masih ada energi anggin yang mempengaruhi doronggan
diatas permukaan air. Tinggi rendahnya gelombang dapat ditentukan dengan besar
kecilnya penggaruh tekanan anggin yang ada di atas permukaan air laut.
Gelombang
merupakan pergerakan air laut yang terjadi secara terus menerus yang
diakibatkan oleh penggaruh anggin, tenaga tektonik bumi dan gaya gravitasi
bumi. Energi dan momentum dipindahkan ke massa air dalam bentuk energi
doronggan terhadap air, oleh karena itu gelombang tidak memindahkan massa air,
melainkan gelombang memindahkan bentuk energi melalui air sehingga
mempenggaruhi keadaan perairan yang menimbulkan suatu putaran pada air.
Gulungan air akan menjadi semakin besar apa bila energi dorongan yang
mempenggaruhinya juga semakin besar, sehingga timbulnya gelombang sanggat
dipengaruhi karena adanya anggin. Gelombang dalam dunia perikanan sanggat
berpengaruh, karena denggan adanya gelombang, maka akan mengaduk nutrisi –
nutrisi yang ada pada substrat didasar perairan. Denggan adanya gelombang maka
akan mengangkat nutrien – nutrien penting sehingga akan terjadi pencampuran
zat-zat hara yang penting untuk kesuburan suatu daerah perairan.
Suhu merupakan salahsatu faktor untuk menentukan
keberadaan ikan dan jenis-jenis ikan yang berekonomis penting, suhu termasuk
faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan ikan karena suhu merupakan
faktor alami yang mempengaruhi daerah habitat ikan yang sesuai dengan suhu
tersebut, dari berbagai jenis ikan akan memiliki kecocokan suhu perairan dalam
kenhidupanya, termasuk jenis-jenis ikan yang berekonomis tinggi, seperti tuna
dan cakalang. Ikan jenis tuna tersebut akan beruaya untuk mencari daerah yang
memiliki suhu yang sesuai yang dibutuhkanya untuk hidup. Suhu perairan juga
akan mempengaruhi produktifitas plagton sebagai penanda kesuburan sebuah daerah
perairan. Semakin subur daerah perairan maka ikan akan mudah ditemukan pada
daerah itu.
II.
Permasalahan
1. Faktor
yang mempengaruhi hasil tangkapan nelayan
III.
Pembahasan
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan nelayan menurun yaitu faktor
eksternal dan faktor internal. Contoh dari faktor eksternal adalah angin,
gelombang dll. Sedangkan contoh faktor internal adalah nelayan melakukan
penangkapan dengan cara yang berlebihan (eksploitasi), dan tidak ada penebaran
benih ikan kembali. Seperti yang terjadi di PPN Prigi Kabupaten Trenggalek
selama dua tahun terjadi musim paceklik ikan. Itu semua disebabkan karena pada
tahun sebelumnya nelayan di PPN Prigi melakukan penangkapan dengan besar-besar
tapi nelayan tersebut tidak memikirkan akibatnya. Disini penulis akan membahas
dari faktor eksternal mengapa bisa terjadi pengurangan dengan hasil tangkapan
nelayan.
Gelombang
merupakan faktor eksternal yang menyebabkan hasil tangkapan nelayan menurun.
Pada musim gelombang besar biasanya
terjadi antara bulan Desember, Januari dan Februari. Disitulah banyak nelayan
yang tidak melaut dikarenakan ukuran kapal atau GT(Grosetonase) kecil, dan
resikonya tinggi. Namun ada juga nelayan yang tetap melaut, ini karena cara
nelayan untuk memenuhi kebutuhanya. Walaupun demikian hasil yang diperoleh nelayan tersebut tidak seimbang dengan modal
dan resiko yang dihadapinya, dalam arti nelayan tersebut rugi. Gelombang besar
pada perairan laut selatan banyanyak dipengaruhi oleh adanya angin, angin
menghantarkan suatu energi terhadap air sehingga air akan menghantarkan energi
tersebut sesuai dengan besar energi
angin tersebut. Jadi angin dan gelombang merupakan satu kesatuan yang saling
mempengaruhi. Dengan demikian nelayan dapat memprediksikan apakah akan terjadi
gelombang besar pada suatu wilayah perairan dengan melihat kecepatan angin yang
ada.
Dengan
terjadinya gelombang yang besar juga mempengaruhi keberadaan ikan ( fish target
). Pada perairan yang gelombangnya terlalu besar akan terjadi pengadukan
sedimen yang terlalu basar sehingga akan menyebabkan matinya atau rusaknya plakton.
Dengan mati atau rusaknya plagton maka ketersediaan sumber pakan pada ikan akan
menurun yang menyebabkan terjadinya ruaya pada ikan untuk mencari suatu wilayah
yang sesuai dengan lingkungannya. Pada saat terjadi gelombang yang besar akan
menimbulkan berbagai faktor pada wilayah perairan, diantaranya adalah perubahan
suhu, perubahan salinitas dan kecerahan pada perairan. Dari berbagai faktor-faktor
tersebut akan menimbulkan berubahnya tingkah laku ikan terhadap habitatnya.
Ikan akan selalu mencari daerah yang sesuai untuk melakukan kehidupanya, ikan
melakukan ruaya dari suatu wilayah kewilayah lain untuk mencari suatu daerah yang
sesuai dengan habitatnya. Daerah tersebut menyediakan sumber pakan yang cukup,
ketersediaan oksigen yang cukup dan suhu yang sesuai untuk memijah dan
metabolisme pada hidup ikan.
Suhu
merupakan salah satu faktor alam yang mempengaruhi keberadaan ikan dalam suatu
wilayah perairan. Suhu berperan aktif dalam keberlangsungan kehidupan ikan,
karena suhu akan mempengaruhi kebiasaan dan aktifitas ikan. Semakin tinggi suhu
maka metabolisme pada ikan akan semakin tinggi dan akan menyababkan ikan tidak
aktif dalam melakukan kegiatan hidupnya. Ikan akan mencari tempat yang suhunya
dapat mendukung untuk melanjutkan kehidupan ikan. Biasanya ikan-ikan perenang
cepat seperti ikan cakalang (katsuwonus
pelamis) akan sering beruaya untuk mencari habitat yang sesuai dengan
suhu yang ideal untuk keberlangsungan
hidupnya, seperti memijah, makan, dan aktifitas-aktifitas lainya. Dengan
mengetahui suhu suatu wilayah perairan maka nelayan dapat menentukan fishing gear pada suatu wilayah
parairan. Karena pada wilayah perairan yang bersuhu tertentulah banyak ikan
hidup diwilayah tersebut. Dengan demikian maka hasil tangkapan nelayan akan
optimal.
Kecerahan
suatu daerah perairan akan mempengaruhi keberadaan ikan pada wilayah tersebut.
Kecerahan perairan akan mempengaruhi berbagai faktor dalam suatu wilayah
perairan. Diantaranya yang sangat berpengaruh karena kecerahan suatu wilayah
adalah keberadaan plagton dan oksigen. Hal ini terjadi karena semakin keruh
wilayah perairan maka semakin sulit sinar matahari menembus perairan, sedangkan
sinar matahari dibutuhkan oleh pitoplagton dan tanaman-tanaman air untuk
melakukan fotosintesis. Dengan terhalanginya cahaya masuk keperairan oleh
sedimen-sedimen pada perairan maka proses fotosintesis akan berjalan lambat.
dengan kurangnya cahaya matahari pada suatu wilayah perairan maka akan
mengurangi keberadaan pitoplagton, dengan berkurangnya pitoplagton maka akan
berdampak pada keberadaan zooplagton sebagai sumber makanan ikan. Dengan
demikian akan mengganggu suatu sistem rantai makanan pada wilayah tersebut.
Karena zooplangton menurun maka keberadaan ikan juga akan mengalami penurunan
ini dikarenakan zooplangton merupakan salah satu sumber makanan bagi ikan.
Selain dari segi sumber makanan, adanya sinar matahari pada suatu perairan akan
mempengaruhi terjadinya fotosintesis bagi pitoplagton. Dari fotosintesis
tersebut akan menghasilkan oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan untuk hidup.
Oleh karena itu ketersediaan sinar matahari akan mempengaruhi daerah keberadaan
ikan.
Keadaan
gelombang suatu wilayah perairan akan menentukan keberadaan ikan, oleh karena
itu nelayan dapat menentukan kapan dan dimana suatu wilayah perairan yang
sesuai atau cocok untuk melakukan penangkapan ikan. pada musim-musim angin
banyak sekali gejala-gejala yang ditimbulkanya. Pada wilayah perairan laut
selatan sering terjadi gelombang yang besar ini dikarenakan pengaruh angin pada
laut selatan lebih besar dibandingkan dengan laut jawa. Oleh sebab itu
rancangan kapal dan alat tangkapnya pun berbeda, pada laut selatan kapal
penangkapan perikananya didesain dengan pemecah gelombangnya lebih besar, ini
dikarenakan pada wilayah laut selatan pengaruh anginya lebih besar sehingga
gelombangnya cukup tinggi. Oleh karena itu keberadaan gelombang pada suatu
wilayah juga akan mempengaruhi bentuk kapal dan cara penangkapan ikan.
Keadaan
angin yang terlalu basar akan menimbulkan sutu arus yang tidak searah. Misalnya
pada bagian atas, tengah dan dan dalam tidak searah sehingga menyulitkan
nelayan untuk melakukan penangkapan ikan. karena pada saat melekukan setting
alat tangkap arah alat tangkap tidak akan bisa berjalan sempurna terhadap ikan
atau fish targed. Oleh karena itu fish targed sering bisa lolos dari alat
tangkap. Olehkarena itu keberadaan angin, gelombang dan suhu sdalam suatu
parairan saljng berkaitan satu dengan yang lain oleh karena itu untuk
mennentukan wilayah penangkapan ikan maka nelayan harus bisa mengetahui keadaan
angin yang baika untuk melakukan penangkapan itu seperti apa, karena angin akan
mempengaruhi terjadinya dua faktor yang lain yang ada pada perairan yaitu terjadinya gelombag dan
berubahnya suhu perairan. Angin besar biasa terjadi pada musim-musim tertentu
sehingga nelayan dapat memprediksikan kapan nelayan dapat melaut dan kapan
nelayan tidak bisa melau. Dengan memperediksi keadaan angin nelayan juga dapat
menentukan wilayah keberadaan ikan, karena ikan akan selalu beruaya
ketempat-tempat dimana ikan tersebut dapat melangsungkan kehidupanya yang
sesuai dangan habitat yang ideal baginya, seperti keadaan suhu yang sesuai,
ketersediaan makanan dan oksigen yang cukup. Dengan demikian kita dapat
menentukan wilayah penangkapan ikan dengan mengetahui keadaan angin pada
wilayah tersebut, karena angin akan mempengaruhi beberapa fakror yang terjadi
didalam perairan seperti perubahan suhu, gelombang, dan lain sebagainya.
Arah
angin adalah arah darimana angin berembus atau darimana arus angin datang dan
dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran jarum jam dan
dimulai dari titik utara bumi, dengan kata lain sesuai dengan titik kompas.
Untuk keperluan-keperluan tertentu arah angin dapat dinyatakan dalam perdelapan
penjuru mata angin, misalnya: utara, timur laut, timur dan seterusnya. Bahkan
umumnya beri arus angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut bertiup,
misalnya: angin yang bertiup dari utara, maka angin utara dan seterusnya (
Saefudin,2003).
Arus
adalah pergerakan masa air dari tempat yang lebih tinggi menuju tempat yang lebih
rendah hingga mencapai keadaan kesetimbangan yang menyebabkan perpindahan masa
air secara horizontal dan vertikal.
Gerakan tersebut merupakan resultante dari beberapa gaya yang bekerja dan
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Arus laut adalah gerakan masa air dari
suatu tempat yang lebih tinggi atau mempunyai densitas yang lebih
tinggi menuju tempat yang
lebih rendah atau yang mempunyai densitas yang
lebih rendah, baik
secara vertikal atau horizontal. Gaya utama yang menimbulkan adalah gaya
Coriolis, yaitu gaya yang membelok ke kanan di belahan bumi utara dan ke kiri di
belahan bumi selatan. Gaya ini akan
menyebabkan adanya aliran masa air laut
atau ’gyre’ searah
jarus jam di
belahan bumi utara dan
sebaliknya di belahan bumi
selatan. Perubahan arah arus akibat pengaruh angin kepada gaya Coriolis dikenal
dengan ’spiral Ekman’(Pond and Pickard,
1983).
Gelombang
pada permukaan air laut pada umumnya terjadi karena adanya tiupan angin diatas
permukaan air lautyang bersangkutan, makin besar kecepatan atas kekuatan
angindan makin lama angin tersebut bertiup, maka makin besar atau makin tinggi
gelombang yang ditimbulkannya. Meskipun gelombang di permukaan laut nampak
berjalan kesuatu arah tertentu, namun bagian-bagian dari air laut yang
bersangkutan tidak turut berjalan, melainkan hanya bergerak-gerak naik-maju dan
turun-mundur secara bergiliran dan secara
teratur
(Saefudin,2003).
Gelombang di laut adalah pergerakan masa air laut baik
gerakan osilasi secara orbital vertikal
maupun secara progressive-horizontal pada suatu arah dan periode tertentu yang secara umum didasarkan pada teori
hidrodinamik Gelombang dapat disebabkan beberapa faktor seperti
adanya dorongan energi
gempa didasar bumi (tectonic earth quake) atau dasar laut
sehingga menimbulkan gelombang tsunami, atau disebabkan karena adanya energi
gempa bumi akibat letusan gunung (volcanic earth quake) di darat maupun di laut
seperti pada kejadian gunung Krakatau atau akibat gaya tangensial energi
angin (Hartoko,2000).
IV.
Kesimpulan
Hasil
penangkapan ikan begantung kepada beberapa faktor,misalnya faktor eksternal
seperti gelombang.jika gelombang di suatu perairan atau laut sedang tinggi
nelayan tidak mau ambil resiko untuk tetap melaut di karenakan kapal yang
mereka gunakan untuk menengkap ikan di laut tidak memungkinkan untuk menghadang
ombak atau gelombang yang tinggi dan dikhawatirkan akan merusak kapal nelayan
dan menenggelamkan kapal tersebut.Selain itu,jika gelombang sedang tinggi maka
ketersediaan plankton juga akan hilang karena tercampur dengan sedimen sehingga
plankton akan banyak yang mati dan akan mengakibatkan ikan-ikan akan berruwaya
menuju daerah yang banyak terdapat plankton,terdapat oksigenyang cukup dan
memiliki suhu yang memadahi untuk melangsung hidup dan mencari makan.
Angin
dan gelombang merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,karena
gelombang sangat dipengaruhi oleh angin,semakin tinggi angin yang ada maka akan
semakin besar juga gelombang yang dihasilkan,jika gelombang semakin tinggi maka
nelayan akan sukar untuk melaut mencari ikan sehingga ikan yang dihasilkan
nelayan akan semakin berkurang akibat tidak melautnya para nelayan.Gelombang
yang besar juga akan mengakibatkan plankton menjadi mati sehingga perairan akan
menjadi tidak menguntungkan untuk biota-biota laut,jika plankton mati maka
ketersediaan oksigen akan menipis dan akan sangat mempengaruhi kehidupan biota
perairan akan hilang dan ikan-ikan akan beruaya ke tempat yang memilikii
kekeyaan plankton,oksigen,dan suhu yang baik untuk berreproduksi dan
memijah.Jika angin dan gelombang tidak sedang tinggi maka keberadaan plankton
akan melimpah sehingga ikan akan nyaman tinggal di daerah tersebut dan nelayan
akan mudah untuk menemukan ikan-ikan yang akan di tangkap sehinga produksi
penangkapan akan meningkat.
V.
Daftar
Pustaka
Hartoko, A. 2000. Aplikasi Teknologi
Inderaja Untuk Pemetaan
Sumberdaya Hayati Laut
Tropis Indonesia. Pengembangan Pemetaan Sumberdaya dan Ekosistem Pesisir:
Universitas Diponegoro Semarang.
Pond.S and G.L.
Pickard.1983. Introductory of Dynamical Oceanography. Second Edition. Pergamon
Press: New York
Saefudin.2003.
Meteorologi Laut. Yayasan Bina Citra Samudra: Jakarta Utara