Ads 468x60px

Featured Posts Coolbthemes

Minggu, 04 November 2012

pengaruh angin dan gelombang terhadap hasil tangkapan di laut selatan jawa



Pengaruh Angin dan Gelombang Terhadap Hasil Tangkapan
di Laut Selat Jawa

     I.          Latar belakang
Pada daerah pesisir pantai nelayan biasanya bisa menentukan kapan musim ikan banyak dan kapan ikan sulit untuk di temukan. Dengan demikian pada bulan-bulan tertenu banyak nelayan yang tidak pergi melaut dan ada juga yang mengganti alat tangkap mereka dengan alat tangkap yang sesuai jenis musim ikan yang ada. Dari sisi cuaca sangat menentukan baik dan tidaknya hasil tangkapan, karena pengaruh angin yang terlalu besar  biasanya membuat takut para nelayan saat melakukan penangkapan ikan, sehingga kerja nelayan tidak maksimal.
Angin merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam ilmu perikanan tangkap, kecepatan angin dapat mempengaruhi tinggi rendahnya gelombang, semakin cepat arah angin maka akan semakin tinggi gelombang pada suatu wilayah perairan. Gelombang terjadi karena adanya energi angin yang bertiup diatas permukaan perairan, dengan adanya energi angin maka akan terjadi dorongan terhadap permukaan air sehingga menjadi lebih rendah dibandingkan dengan tempat disekitarnya yang mengakibatkan ketidak seimbangan sehingga terjadi dorongan massa air yang lebih tinggi untuk menggisi tempat yang lebih rendah. Proses ini akan berlangsung secara terus menerus selama masih ada energi anggin yang mempengaruhi doronggan diatas permukaan air. Tinggi rendahnya gelombang dapat ditentukan dengan besar kecilnya penggaruh tekanan anggin yang ada di atas permukaan air laut.
Gelombang merupakan pergerakan air laut yang terjadi secara terus menerus yang diakibatkan oleh penggaruh anggin, tenaga tektonik bumi dan gaya gravitasi bumi. Energi dan momentum dipindahkan ke massa air dalam bentuk energi doronggan terhadap air, oleh karena itu gelombang tidak memindahkan massa air, melainkan gelombang memindahkan bentuk energi melalui air sehingga mempenggaruhi keadaan perairan yang menimbulkan suatu putaran pada air. Gulungan air akan menjadi semakin besar apa bila energi dorongan yang mempenggaruhinya juga semakin besar, sehingga timbulnya gelombang sanggat dipengaruhi karena adanya anggin. Gelombang dalam dunia perikanan sanggat berpengaruh, karena denggan adanya gelombang, maka akan mengaduk nutrisi – nutrisi yang ada pada substrat didasar perairan. Denggan adanya gelombang maka akan mengangkat nutrien – nutrien penting sehingga akan terjadi pencampuran zat-zat hara yang penting untuk kesuburan suatu daerah perairan.
            Suhu merupakan salahsatu faktor untuk menentukan keberadaan ikan dan jenis-jenis ikan yang berekonomis penting, suhu termasuk faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan ikan karena suhu merupakan faktor alami yang mempengaruhi daerah habitat ikan yang sesuai dengan suhu tersebut, dari berbagai jenis ikan akan memiliki kecocokan suhu perairan dalam kenhidupanya, termasuk jenis-jenis ikan yang berekonomis tinggi, seperti tuna dan cakalang. Ikan jenis tuna tersebut akan beruaya untuk mencari daerah yang memiliki suhu yang sesuai yang dibutuhkanya untuk hidup. Suhu perairan juga akan mempengaruhi produktifitas plagton sebagai penanda kesuburan sebuah daerah perairan. Semakin subur daerah perairan maka ikan akan mudah ditemukan pada daerah itu.

    II.            Permasalahan
1.      Faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan nelayan

   III.          Pembahasan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan nelayan menurun yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Contoh dari faktor eksternal adalah angin, gelombang dll. Sedangkan contoh faktor internal adalah nelayan melakukan penangkapan dengan cara yang berlebihan (eksploitasi), dan tidak ada penebaran benih ikan kembali. Seperti yang terjadi di PPN Prigi Kabupaten Trenggalek selama dua tahun terjadi musim paceklik ikan. Itu semua disebabkan karena pada tahun sebelumnya nelayan di PPN Prigi melakukan penangkapan dengan besar-besar tapi nelayan tersebut tidak memikirkan akibatnya. Disini penulis akan membahas dari faktor eksternal mengapa bisa terjadi pengurangan dengan hasil tangkapan nelayan.
Gelombang merupakan faktor eksternal yang menyebabkan hasil tangkapan nelayan menurun. Pada  musim gelombang besar biasanya terjadi antara bulan Desember, Januari dan Februari. Disitulah banyak nelayan yang tidak melaut dikarenakan ukuran kapal atau GT(Grosetonase) kecil, dan resikonya tinggi. Namun ada juga nelayan yang tetap melaut, ini karena cara nelayan untuk memenuhi kebutuhanya. Walaupun demikian hasil yang diperoleh   nelayan tersebut tidak seimbang dengan modal dan resiko yang dihadapinya, dalam arti nelayan tersebut rugi. Gelombang besar pada perairan laut selatan banyanyak dipengaruhi oleh adanya angin, angin menghantarkan suatu energi terhadap air sehingga air akan menghantarkan energi tersebut sesuai  dengan besar energi angin tersebut. Jadi angin dan gelombang merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi. Dengan demikian nelayan dapat memprediksikan apakah akan terjadi gelombang besar pada suatu wilayah perairan dengan melihat kecepatan angin yang ada.
Dengan terjadinya gelombang yang besar juga mempengaruhi keberadaan ikan ( fish target ). Pada perairan yang gelombangnya terlalu besar akan terjadi pengadukan sedimen yang terlalu basar sehingga akan menyebabkan matinya atau rusaknya plakton. Dengan mati atau rusaknya plagton maka ketersediaan sumber pakan pada ikan akan menurun yang menyebabkan terjadinya ruaya pada ikan untuk mencari suatu wilayah yang sesuai dengan lingkungannya. Pada saat terjadi gelombang yang besar akan menimbulkan berbagai faktor pada wilayah perairan, diantaranya adalah perubahan suhu, perubahan salinitas dan kecerahan pada perairan. Dari berbagai faktor-faktor tersebut akan menimbulkan berubahnya tingkah laku ikan terhadap habitatnya. Ikan akan selalu mencari daerah yang sesuai untuk melakukan kehidupanya, ikan melakukan ruaya dari suatu wilayah kewilayah lain untuk mencari suatu daerah yang sesuai dengan habitatnya. Daerah tersebut menyediakan sumber pakan yang cukup, ketersediaan oksigen yang cukup dan suhu yang sesuai untuk memijah dan metabolisme pada hidup ikan.
Suhu merupakan salah satu faktor alam yang mempengaruhi keberadaan ikan dalam suatu wilayah perairan. Suhu berperan aktif dalam keberlangsungan kehidupan ikan, karena suhu akan mempengaruhi kebiasaan dan aktifitas ikan. Semakin tinggi suhu maka metabolisme pada ikan akan semakin tinggi dan akan menyababkan ikan tidak aktif dalam melakukan kegiatan hidupnya. Ikan akan mencari tempat yang suhunya dapat mendukung untuk melanjutkan kehidupan ikan. Biasanya ikan-ikan perenang cepat seperti ikan cakalang (katsuwonus pelamis) akan sering beruaya untuk mencari habitat yang sesuai dengan suhu  yang ideal untuk keberlangsungan hidupnya, seperti memijah, makan, dan aktifitas-aktifitas lainya. Dengan mengetahui suhu suatu wilayah perairan maka nelayan dapat menentukan fishing gear pada suatu wilayah parairan. Karena pada wilayah perairan yang bersuhu tertentulah banyak ikan hidup diwilayah tersebut. Dengan demikian maka hasil tangkapan nelayan akan optimal.
Kecerahan suatu daerah perairan akan mempengaruhi keberadaan ikan pada wilayah tersebut. Kecerahan perairan akan mempengaruhi berbagai faktor dalam suatu wilayah perairan. Diantaranya yang sangat berpengaruh karena kecerahan suatu wilayah adalah keberadaan plagton dan oksigen. Hal ini terjadi karena semakin keruh wilayah perairan maka semakin sulit sinar matahari menembus perairan, sedangkan sinar matahari dibutuhkan oleh pitoplagton dan tanaman-tanaman air untuk melakukan fotosintesis. Dengan terhalanginya cahaya masuk keperairan oleh sedimen-sedimen pada perairan maka proses fotosintesis akan berjalan lambat. dengan kurangnya cahaya matahari pada suatu wilayah perairan maka akan mengurangi keberadaan pitoplagton, dengan berkurangnya pitoplagton maka akan berdampak pada keberadaan zooplagton sebagai sumber makanan ikan. Dengan demikian akan mengganggu suatu sistem rantai makanan pada wilayah tersebut. Karena zooplangton menurun maka keberadaan ikan juga akan mengalami penurunan ini dikarenakan zooplangton merupakan salah satu sumber makanan bagi ikan. Selain dari segi sumber makanan, adanya sinar matahari pada suatu perairan akan mempengaruhi terjadinya fotosintesis bagi pitoplagton. Dari fotosintesis tersebut akan menghasilkan oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan untuk hidup. Oleh karena itu ketersediaan sinar matahari akan mempengaruhi daerah keberadaan ikan.
Keadaan gelombang suatu wilayah perairan akan menentukan keberadaan ikan, oleh karena itu nelayan dapat menentukan kapan dan dimana suatu wilayah perairan yang sesuai atau cocok untuk melakukan penangkapan ikan. pada musim-musim angin banyak sekali gejala-gejala yang ditimbulkanya. Pada wilayah perairan laut selatan sering terjadi gelombang yang besar ini dikarenakan pengaruh angin pada laut selatan lebih besar dibandingkan dengan laut jawa. Oleh sebab itu rancangan kapal dan alat tangkapnya pun berbeda, pada laut selatan kapal penangkapan perikananya didesain dengan pemecah gelombangnya lebih besar, ini dikarenakan pada wilayah laut selatan pengaruh anginya lebih besar sehingga gelombangnya cukup tinggi. Oleh karena itu keberadaan gelombang pada suatu wilayah juga akan mempengaruhi bentuk kapal dan cara penangkapan ikan.
Keadaan angin yang terlalu basar akan menimbulkan sutu arus yang tidak searah. Misalnya pada bagian atas, tengah dan dan dalam tidak searah sehingga menyulitkan nelayan untuk melakukan penangkapan ikan. karena pada saat melekukan setting alat tangkap arah alat tangkap tidak akan bisa berjalan sempurna terhadap ikan atau fish targed. Oleh karena itu fish targed sering bisa lolos dari alat tangkap. Olehkarena itu keberadaan angin, gelombang dan suhu sdalam suatu parairan saljng berkaitan satu dengan yang lain oleh karena itu untuk mennentukan wilayah penangkapan ikan maka nelayan harus bisa mengetahui keadaan angin yang baika untuk melakukan penangkapan itu seperti apa, karena angin akan mempengaruhi terjadinya dua faktor yang lain yang ada pada  perairan yaitu terjadinya gelombag dan berubahnya suhu perairan. Angin besar biasa terjadi pada musim-musim tertentu sehingga nelayan dapat memprediksikan kapan nelayan dapat melaut dan kapan nelayan tidak bisa melau. Dengan memperediksi keadaan angin nelayan juga dapat menentukan wilayah keberadaan ikan, karena ikan akan selalu beruaya ketempat-tempat dimana ikan tersebut dapat melangsungkan kehidupanya yang sesuai dangan habitat yang ideal baginya, seperti keadaan suhu yang sesuai, ketersediaan makanan dan oksigen yang cukup. Dengan demikian kita dapat menentukan wilayah penangkapan ikan dengan mengetahui keadaan angin pada wilayah tersebut, karena angin akan mempengaruhi beberapa fakror yang terjadi didalam perairan seperti perubahan suhu, gelombang, dan lain sebagainya.
Arah angin adalah arah darimana angin berembus atau darimana arus angin datang dan dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran jarum jam dan dimulai dari titik utara bumi, dengan kata lain sesuai dengan titik kompas. Untuk keperluan-keperluan tertentu arah angin dapat dinyatakan dalam perdelapan penjuru mata angin, misalnya: utara, timur laut, timur dan seterusnya. Bahkan umumnya beri arus angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut bertiup, misalnya: angin yang bertiup dari utara, maka angin utara dan seterusnya ( Saefudin,2003).
Arus adalah pergerakan masa air dari tempat yang lebih tinggi menuju tempat yang lebih rendah hingga mencapai keadaan kesetimbangan yang menyebabkan perpindahan masa air secara horizontal dan  vertikal. Gerakan tersebut merupakan resultante dari beberapa gaya yang bekerja dan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Arus laut adalah gerakan masa air dari suatu tempat yang lebih tinggi atau mempunyai densitas yang  lebih  tinggi  menuju tempat yang lebih  rendah atau yang  mempunyai densitas  yang  lebih  rendah,  baik  secara vertikal atau horizontal. Gaya utama yang menimbulkan adalah gaya Coriolis, yaitu gaya yang membelok ke kanan di belahan bumi utara dan ke kiri di belahan bumi  selatan. Gaya ini akan menyebabkan adanya aliran masa  air  laut  atau  ’gyre’  searah  jarus  jam  di  belahan bumi  utara  dan  sebaliknya  di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus akibat pengaruh angin kepada gaya Coriolis dikenal dengan ’spiral Ekman’(Pond and Pickard,  1983).
Gelombang pada permukaan air laut pada umumnya terjadi karena adanya tiupan angin diatas permukaan air lautyang bersangkutan, makin besar kecepatan atas kekuatan angindan makin lama angin tersebut bertiup, maka makin besar atau makin tinggi gelombang yang ditimbulkannya. Meskipun gelombang di permukaan laut nampak berjalan kesuatu arah tertentu, namun bagian-bagian dari air laut yang bersangkutan tidak turut berjalan, melainkan hanya bergerak-gerak naik-maju dan turun-mundur secara bergiliran dan secara
teratur (Saefudin,2003).
            Gelombang di laut adalah pergerakan masa air laut baik gerakan osilasi secara orbital vertikal  maupun secara progressive-horizontal pada suatu arah dan periode tertentu  yang secara umum didasarkan pada  teori  hidrodinamik  Gelombang  dapat disebabkan  beberapa faktor  seperti  adanya  dorongan  energi  gempa  didasar  bumi (tectonic earth quake) atau dasar laut sehingga menimbulkan gelombang tsunami, atau disebabkan karena adanya energi gempa bumi akibat letusan gunung (volcanic earth quake) di darat maupun di laut seperti pada kejadian gunung Krakatau atau akibat gaya tangensial energi
angin (Hartoko,2000).

 IV.            Kesimpulan

Hasil penangkapan ikan begantung kepada beberapa faktor,misalnya faktor eksternal seperti gelombang.jika gelombang di suatu perairan atau laut sedang tinggi nelayan tidak mau ambil resiko untuk tetap melaut di karenakan kapal yang mereka gunakan untuk menengkap ikan di laut tidak memungkinkan untuk menghadang ombak atau gelombang yang tinggi dan dikhawatirkan akan merusak kapal nelayan dan menenggelamkan kapal tersebut.Selain itu,jika gelombang sedang tinggi maka ketersediaan plankton juga akan hilang karena tercampur dengan sedimen sehingga plankton akan banyak yang mati dan akan mengakibatkan ikan-ikan akan berruwaya menuju daerah yang banyak terdapat plankton,terdapat oksigenyang cukup dan memiliki suhu yang memadahi untuk melangsung hidup dan mencari makan.
Angin dan gelombang merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,karena gelombang sangat dipengaruhi oleh angin,semakin tinggi angin yang ada maka akan semakin besar juga gelombang yang dihasilkan,jika gelombang semakin tinggi maka nelayan akan sukar untuk melaut mencari ikan sehingga ikan yang dihasilkan nelayan akan semakin berkurang akibat tidak melautnya para nelayan.Gelombang yang besar juga akan mengakibatkan plankton menjadi mati sehingga perairan akan menjadi tidak menguntungkan untuk biota-biota laut,jika plankton mati maka ketersediaan oksigen akan menipis dan akan sangat mempengaruhi kehidupan biota perairan akan hilang dan ikan-ikan akan beruaya ke tempat yang memilikii kekeyaan plankton,oksigen,dan suhu yang baik untuk berreproduksi dan memijah.Jika angin dan gelombang tidak sedang tinggi maka keberadaan plankton akan melimpah sehingga ikan akan nyaman tinggal di daerah tersebut dan nelayan akan mudah untuk menemukan ikan-ikan yang akan di tangkap sehinga produksi penangkapan akan meningkat.


    V.            Daftar Pustaka

Hartoko, A. 2000. Aplikasi  Teknologi  Inderaja  Untuk  Pemetaan  Sumberdaya       Hayati Laut Tropis Indonesia. Pengembangan Pemetaan Sumberdaya dan Ekosistem Pesisir: Universitas Diponegoro Semarang.

Pond.S and G.L. Pickard.1983. Introductory of Dynamical Oceanography. Second Edition. Pergamon Press: New York

Saefudin.2003. Meteorologi Laut. Yayasan Bina Citra Samudra: Jakarta Utara









Rabu, 17 Oktober 2012

wisata nya orang trenggalek


Tempat Wisata di Trenggalek (Berteman Hati)

1. Pantai Prigi Terletak sekitar 48 km arah selatan kota Trenggalek,tepatnya di Desa Tasik Madu, Kecamatan Watulimo,Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.Walaupun di pantai ini juga tempat pelelangan dan pengolahan ikan, namun pantai prigi sangat panjang dan memiliki keindahan yang unik dibanding dengan pantai karanggongso yang berpasir putih. Pantai ini memiliki pasir kuning. Pemda Jawa Timur telah mengembangkan kawasan ini sebagai tempat pelelangan ikan terbesar di pantai selatan pulau Jawa. Sehingga aktivita s ekonomi di daerah inipun meningkat.
Disekitar pantai tumbuh warung-warung kecil, walaupun keadaannya masih semrawut, namun Anda yang menyukai makan khas Jawa akan menemukannya disini. Beberapa warung bahkan menawarkan cindera mata, berupa hasil karya dari kerang. Juga tersedia penyewaan kapal yang akan membawa Anda berkeliling disekitar pantai menikmati pemandangan pantai dan tebing dari laut.
Beberapa ratus meter dari pantai Prigi, ada beberapa hotel dan penginapan yang harganya relatif murah.


2. Pantai Karanggongso terletak 3 km dari pantai Prigi yang terkenal dengan pasir putihnya. Ombak dipantai ini relatif tenang, sehingga sangat cocok untuk berenang dan mandi. Disepanjang pantai tumbuh rimbun pohon-pohon yang menambah sejuk udara di pantai disiang hari.



Diseberang jalan di sepanjang pantai tersedia beberapa restoran dan warung kecil yang menyajikan bermacam-macam makanan dan minuman nusantara. Tersedia es kelapa muda, berbagai masakan seafood, serta aneka makanan kecil khas Trenggalek.



3. Pantai Damas terletak didesa Karanggandu, sekitar 5 km disebelah barat pantai Prigi. Pantai ini masih belum banyak dikembangkan, sehingga dibanding pantai lain di Kec. watulimo pengunjungnya masih sedikit. Memiliki pasir hitam dan batu-batu penyangga disepanjang pantai, untuk mengurangi pengikisan.


Ombaknya tenang, untuk bisa berenang dengan nyaman Anda harus berada beberapa ratus meter dari pantai. Disebelah pantai ada perumahan penduduk, dimana Anda juga bisa menemukan beberapa toko dan warung kecil.

4. Obyek wisata yang tak kalah menariknya dengan obyek-obyek wisata yang lain adalah Obyek wisata Gua lowo. Disamping mengagumi keajaiban alamnya, gua lowojuga menyimpan berbagai misteri.
Gua Lowo terletak di Desa Watuagung Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek kurang lebih 30 KM. dari Kota Trenggalek juga 30 km dari Kota Tulungagung atau kurang lebih 180 km dari Kota Surabaya ke arah pantai selatan tepatnya ke arah Pantai Prigi Kecamatan Watulimo. Tempat yang strategis dan mudah dijangkau serta satu jalur dengan obyek wisata Pantai Prigi inilah yang membuat makin mudah bagi pengunjung kerena bisa dalam bentuk satu paket wisata.

Begitu tiba di Guo Lowo pengunjung akan disambut suasana udara pegunungan yang sejuk dengan aroma hutan jati yang khas, karena lokasi Guo Lowo dikelilingi hutan jati yang rimbun. Dari tempat parkir menuju mulut gua, jalan yang sudah dipaving bersih membelah diantara teduhnya pepohonan kayu jati ini.

Begitu melewati mulut gua, kita langsung disambut ruang gua pertama yang sangat luas bagaikan aula. Langit - langit gua setinggi kurang lebih 20-50 meter, lebar gua sekitar 50 m. Mulai dinding gua dipenuhi dengan panorama dan beraneka macam bentuk.

Keindahan dinding gua dengan stalagtit menggantung maupun stalagmit yang mencuat disana sini, semakin terlihat artistik dengan sinar tata sedemikian rupa menambah warna semakin menarik.

Berdasarkan survei ahli gua Mr. Gilbert Manthovani dan Dr. Robert K Kho tahun 1984 dinyatakan bahwa Guo Lowo gua alam terbesar di Asia Tenggara bahkan di Asia dengan panjang gua 800 Meter dengan rata - rata ruang luas terdapat 9 (sembilan) ruang utama dan beberapa ruang kecil.

KISAH PENEMUAN GUO LOWO

Seorang bernama Lomedjo masuk hutan mencari tempat untuk melaksanakan semedi. Dan diketemukan gua kecil yang dianggap cocok untuk bertapa yakni sebuah gua dekat dengan kedung yang berwarna kebiru-biruan. Yang pada akhirnya gua tersebut dinamakan Kedung Biru. Letak Kedung kurang lebih 600 meter timur laut Guo lowo Petilasan ini ternyata sampai saat ini masih digunakan orang - orang untuk bertapa. Hal ini melihat bekas - bekas peralatan tertinggal di gua Kedung Biru.

Dari hasil upaya puasa, semedi dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa ini, akhirnya mendapatkan hasil. Mbah Lomedjo mendapat mimpi bahwa sekitar tempat dia bertapa ada sebuah gua besar te bersembunyi hewan - hewan buruan dengan aman.

Suatu ketika, diketemukan mulut gua yang besar, gelap dipenuhi kelelawar dengan bau yang menyengak hidung. Tanpa disadari mereka selalu menyebut gua dengan;Guo Lowo( Bahasa Jawa Kelelawar adalah Lowo). Hingga sekarang gua tersebut bernama Guo Lowo, pertapaan Kedung terletak 600M timur Gua Lowo

Mengagumi keindahan Guo Lowo yang dengan warna warni stalagtit dan stalagmit, di suasana alam lingkungan gua yang sejuk dan asri itu, sebenarnya Pemerintah Kabupaten Trenggalek tahun 1984 sudah ada upaya untuk mempromosikannya sebagai obyek wisata. Kendatipun demikian keterbatasan dana dan situasi yang kurang menunjang saat itu, maka pengembangannya sangat lamban sehingga belum banyak dikenal dan dikunjungi wisatawan.

Gua yang besar dan panjangnya kurang lebih 800 M ini telah dilengkapi sarana penerangan listrik dan jalan buatan sehingga mudah untuk mengamati macam bentuk artistik alami dari stalagtit dan stalagmit. Suasana sejuk dan segar karena air bersih yang gemercik mengalir di bawa gua membuat suasana yang nyaman.

Di luar gua telah dibangun, dilengkapi arena mainan anak - anak. Pada hari libur seringkali juga ada hiburan musik yang diatraksikan dipanggung gembira. Ada Angkutan umum dari kota Trenggalek ke Durenan kemudian ke Guo Lowo.

5. Pemandian Tapan terletak di kecamatan Karangan,Kabupaten TrenggalekJawa Timur.tidak jauh dari pusat kota Trenggalek dan bisa ditempuh dengan kendaraan umum. Lokasinya di atas bukit, dengan hutan yang rimbun disekitarnya dan udara pegunungan yang bersih, membuat suasa yang nyaman dan santai untuk wisata di akhir pekan. Dari jalan raya Trenggalek-Karangan, atau Trenggalek-Pacitan, Anda akan melihat tanda menuju kearah tempat pariwisata ini. Anda yang suka jalan kaki, dari tempat ini(dimana Anda turun dari transport umum)kepemandian berjarak sekitar 2 km dengan sedikit tanjakan. Pemerintah Daerah Trenggalek telah merenovasi jalan dan fasilitas lain di tempat ini untuk menarik pengunjung, juga dengan mengadakan beberapa kali atraksi. Namun terlihat bahwa pemeliharaannya kurang baik, sehingga investasi yang besar untuk membangunnya pun menjadi tidak efektif. Ada 2 kolam pemandian, yang dangkal untuk anak-anak dan disebelahnya untuk dewasa. Air dipemandian ini mengalir langsung dari sumber mata air. Sehingga Anda tidak perlu mengkhawatirkan tentang kebersihannya.

6. Prasasti Kamulan terletak di desa Kamulan kec. Durenan,Kabupaten Trenggalek,Jawa Timur. Prasasti ini dikeluarkan oleh Raja Sarweswara Trikramawataranindita Srngga Lancana Dikwijayotunggadewa atau biasa dikenal dengan nama Kertajaya tahun 1116 Saka atau 1194 Masehi.
Berdasarkan prasasti ini ditetapkanlah "Hari jadi Kabupaten Trenggalek pada hari" Rabu Kliwon "tanggal 31 bulan Agustus tahun 1194.

7. Pantai Pelang dan air tejun terletak dikecamatan Panggul, agak jauh dari kotaTrenggalek. Namun demikian bisa ditempuh dengan kendaraan umum dari terminal bustrenggalek jurusan Lorok-Pacitan.


Pantai ini terkenal dengan ombaknya yang relatif tenang. Disepanjang jalan ke air terjun, juga terlihat tebing-tebing yang tinggi. Tidak jauh dari pantai ada air terjun yang indah dengan mitos, bila mandi dibawahnya bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

Rabu, 10 Oktober 2012

Teknik Penyimpanan Ikan


Teknik Penyimpanan Ikan

Teknik penyimpanan ikan ada tiga ( 3 ) cara yaitu: bulking, shelving, dan boxing.

1     1. Bulking
Prosedur penyimpanan dengan cara bulking sebagai berikut :
  • Sekat ruangt ruang palka menjadi beberapa bagian sesuai keinginan, penyekat ruang yang paling sering dilakukan adalah menjadi empat ( 4 ) bagian. Penyekat dapat menggunakan papan kayu yang dilapisi plastik, aluminiumatau papan dari jenis material lainnya yang tidak dapat mengontaminasi ikan. Agar menjadi kokoh dan kuat, sekat diberi penyangga sehingga dapat menahan ikan.
  • Beri lapisan es dan garam pada setiap dasar ruang sekatan dengan tebal 5cm. Ketebalan lapisan hendaknya disesuaikan dengan keadaan palka dan lama penyimpanan yang akan diperkirakan.
  • Masukkan ikan yang telah disusun dengan es dan garam dengan tinggi maksimum sekitar 45 cm.
  • Beri lapisan ikan setebal minimum 5 cm di atas lapisan ikan.
  • Tutup dengan papan plastik atau material lainnya.

2     2. Shelving
Prosedur penyimpanan dengan cara shelving dilakukan sebagai berikut :
  • Ruang palka disekat dan disusun dengan dibentuk bersusun atau dalam bentuk rak, tinggi ruang rak maksimum 23 cm, sekatan rak terbuat dari papan plastik atau papan kayu yang dilapisi. Papan ini harus mudah dipasang dan dibongkar.
  • Beri lapisan ikan setebal minimum 5 cm didasar ruang rak yang paling bawah.
  • Masukkan ikan yang disusun secara berlapis antara ikan, es dan garam.
  • Beri lapisan es dilapisan paling atas susunan ikan.
  • Tutup dengan papan plastik atau material lainnya.

3     3. Boxing
Prosedur penyimpanan dengan cara boxing dilakukan sebagai berikut :
  • Ikan diberi es dan garam dalam satu wadah atau tong dengan ukuran bervariasi dan memenuhi persyaratan.
  • Beri lapisan es dan garam pada dasar wadah.
  • Beri lapisan es dan garam lagi diatas lapisan ikan.
  • Wadah atau tong dibawa ke ruang palka untuk disimpan.
  • Beri lapisan es di lapisan atas susunan ikan.
  • v  Tutup dengan papan plastik atau material lainnya.

Minggu, 07 Oktober 2012

sistem pendinginan dengan media es dan garam


Menerapkan Penanganan dan Penyimpanan Hasil Tangkap Sistem Pendinginan dengan Media Es dan Garam

I.                   Persiapan Penanganan Hasil Tangkap
Dalam melakukan persiapan hail tangkap mencakup tiga kegiatan yaitu persiapan peralatan,bahan dan sarana untuk penanganan hasil tangkap, penerapan prinsip pendinginan dan penggaraman dan identifikasi karakteristik ikan.
a.    Persiapan alat, bahan dan sarana untuk penanganan hasil tangkap
Persiapan penanganan ikan hasil tangkapan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan atau menyediakan segala keperluan untuk penanganan ikan hasil tangkapan sehingga saat ikan akan ditangani maka semua perlengkapan telah tersedia dan siap digunakan. Kegiatan persiapan ini meliputi persiapan sumberdaya manusia yang akan mengerjakan kegiatan ini,alat dan bahan serta sarana yang dibutuhkan. Alat dikondisikan dalam kondisi bersih, maka dilakukan pencician terlebih dahulu kemudian dikelompokkan baik keranjang untuk pencucian maupun penirisan air pencucian. Bahan yang digunakan terdiri dari tiga jenis yaitu: es, garam, dan ikan.
b.    Penerapan prinsip pendinginanan

1.      Prinsip Pendinginan
Prinsip yang dapat dilakukan dalam pendinginan adalah agar dapat menekan proses penurunan mutu ikan hingga minimum, untuk itu ikan yang tertangkap harus segera diturunkan suhunya menjadi 0°C ini selama penanganan selanjutnya. Media yang dapat digunakan salahsatunya adalah es karena es memiliki sifat menyerap panas dengan baik yakni mampu menyerap panas 80 kkal setiap 1kg es.
Supaya diperoleh hasil yang maksimal perlu diperhitungkan hal-hal berikut:
-       Ikan segera dihimpun dalam es
-       Ikan hanya berkontang dengan es
-       Panas senantiasa mengalir keluar dari ikan
-       Tebal lapisan ikan dan es sewajarnya saja
-       Semua pekerjaan harus dikerjakan secara cepat

2.      Prinsip Penggaraman
Prinsip penggaraman harus diterapkan dalam proses penanganan ikan hasil tangkapan dengan sistem penggaraman. Penggaraman merupakan cara penanganan dengan tujuan pengawetan ikan yang banyak dilakukan diberbagai negara termasuk Indonesia. Proses ini menggunakan garam sebagai media pengawet. Pada umumnya garam yang digunakan pada penanganan sistem penggaraman di atas kapal adalah garam yangberbentuk kristal. Selama proses penggaraman berlangsung terjadi penetrasi garam ke dalam tubuh ikan dan keluarnya cairan dari tubuh ikan karena adanya perbedaan konsentrasi. Cairan ini dengan cepat akan melarutkan kristal garam.
Cara kerja garam menjalankan fungsi kedua ini adalah sebagai berikut: garam menyerap cairan tubuh ikan sebagai proses metabolisme, bakteri terganggu karena kekurangan cairan bahkan akhirnya mematikan bakteri. Selain menyerap cairan tubuh ikan, garam juga menyerap cairan tubuh bakteri sehingga baktei akan mengalami kekiringan dan akhirnya mati.



3.      Perbandingan antara Garam dan Es
Untuk menurunkan suhu ikan maka ikan hasil tangkapan diberi es kemidian ditabur garam, sehingga antara garam dan es tercampur. Media pendingin es yang dicampur garan juga banyak digubakan. Media pendingin ini biasanya dilakukan untukmenyimpan ikan yang tidak terjual pada hari pertama.
Pencampuran antara garam dan es dapat menyerap panas dari tubuh ikan lebih besar daripada es saja. Oleh karena itu ikan yang diberi perlakuan dengan media pendingin es dan garam mempunyai suhu yang sangta rendah bahkan lebih rendah dari 0°C. Dengan penggunaan garam dan es, penurunan suhu dalam kotak atau wadah penanganan juga akan berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan media pendingin es saja. Kemampuan pencampuran antara garam dan es dalam mempercepat penurunan suhu ikan dan menghasilkan suhu akhir ikan yang rendah berdampak positif terhadap upaya mempertahankan kesegaran ikan. Rendahnya suhu dan kecepatan penurunan suhu ikan dapat menghambat proses biokimia dan pertumbuhan bakteri pembusuk. Pada penanganan ikan dengan sistem penggaraman yang ditambah dengan es sebaiknya berdasarkan perhitungan, sehungga es dan garam dapat digunakan seefektif mungkin sehingga tidak menimbulkan kerugian bila es dan garam yang diberikan berlebih dan pemberian es dan garam kurang maka daya simpan ikan menjadi lebih pendek, hal ini dikarenakan aktifitas bakteri yang terjadi pada tubuh ikan.




Senin, 01 Oktober 2012

PERANAN PELABUHAN PERIKANAN TERHADAP MASYARAKAT PESISIR


A.   Pengertian Pelabuhan Perikanan

Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung dari gelombang yangdilengkapi dengan fasilitas terminal laut yang meliputi dermaga tempatkapal dapat bertambat untuk melakukan bongkar muat barang dansebagai tempat penyimpanan untuk menunggu keberangkatan berikutnya.

Pelabuhan perikanan tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasiliats keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang Pelabuhan Perikanan.
hukum.unsrat.ac.id/men/menlaut_10_2004.pdf(keputusan KKP)

Pelabuhan perikanan adalah suatu kawasan perpaduan antara daratan dan lautan, yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk dipergunakan sebagai pangkalan penangkapan ikan, dan merupakan pintu gerbang untuk memudahkan masuknya kapal-kapal perikanan.
digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-5385-4106202802-chapter1.pdf(bab 1)


     B.   Klasifikasi Pelabuhan Perikanan

Menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pelabuhan Perikanan pasal 1 tahun 2004, bahwa pelabuhan perikanan dapat digolongkan sebagai berikut:

1.    Pelabuhan Perikanan Samudra

Pelabuhan perikanan samudra juga dapat disebut PPS, adalah pelabuhan perikanan kelas A, yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan diwilayah laut teritorial, Zona Ekonomi Eklusif dan perairan internasional.

2.    Pelabuhan Perikanan Nusantara

Pelabuhan perikanan nusantara juga dapat disebut PPN, adalah pelabuhan perikanan kelas B, yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan diwilayah laut teritorial, Zona Ekonomi Eklusif Indonesia.

3.    Pelabuhan Perikanan Pantai

Pelabuhan perikanan nusantara juga dapat disebut PPP, adalah pelabuhan perikanan kelas C, yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan diwilayah perairan pedalaman, kepulauan, laut teritorial, Zona Ekonomi Eklusif Indonesia.


4.    Pangkalan Pendaratan Ikan

Pelabuhan perikanan nusantara juga dapat disebut PPI, adalah pelabuhan perikanan kelas D, yang skala layanannya sekurang-kurangnya mencakup kegiatan usaha perikanan diwilayah perairan pedalaman, kepulauan.

     C.   Aktifitas, Jasa, Fasilitas dan Fungsi Pelabuhan Perikanan

  Aktifitas di Pelabuhan Perikanan

     Jasa pelabuhan perikanan merupakan bentuk-bentuk pelayanan yang diberikan pihak pengelola pelabuhan perikanan dalam rangka memperlancar dan meningkatkan efisiensi & efektifitas kegiatan perikanan di pelabuhan perikanan dan hal-hal yang terkait dengannya. Oleh karena itu, maka jasa pelabuhan perikanan berkaitan erat dengan aktifitas di pelabuhan perikanan. Aktifitas-aktifitas tersebut mencakup :

1.    Aktifitas Pendaratan dan Pembongkaran

Salah satu hal yang membedakan pelabuhan perikanan dengan pelabuhan pelabuhan lainnya adalah kekhususan komoditas yang didaratkan. Oleh karena itu sarana dan prasarana yang disediakan disesuaikan dengan komoditi tersebut. Tujuan kapal ikan melakukan kunjungan ke pelabuhan perikanan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi tiga tujuan yaitu untuk melakukan pembongkaran hasil tangkapan, melakukan pengisian bahan perbekalan dan melakukan perbaikan kapal (docking).
Jasa pelabuhan perikanan untuk melayani pendaratan dan pembongkaran ikan ini diantaranya adalah penyediaan alat pengangkut ikan, keranjang atau tempat ikan, buruh untuk membongkar ikan dan lain lain.
Berdasarkan tipe pelabuhan, jumlah kapal yang melakukan kunjungan ke pelabuhan yang terbanyak terdapat di Pelabuhan Perikanan Pantai yaitu 116.632 unit kapal tahun 2000, disusul kemudian oleh Pelabuhan Perikanan Nusantara dengan 68.120 unit dan Pelabuhan Perikanan Samudera 13.818unit. Sedangkan pelabuhan dengan frekuensi pendaratan di atas 10.000 unit adalah PPP Pulau Tello, PPN Brondong, PPP Karangantu, PPN Pelabuhan Ratu, PPS Jakarta, PPP Sungai Liat, PPN Sibolga dan PPP Tarakan (data diambil dari Ditjen Perikanan Tangkap, 2001).

2.    Aktifitas Pengolahan

Produk perikanan merupakan salah satu produk yang cepat megalami penurunan mutu (perisable) yang dapat berimplikasi pada menurunnya harga jual produk tersebut. Penurunan mutu dapat diakibatkan karena penanganan yang salah selama di atas kapal (akibat trip yang lama, tidak diberi es dll) maupun penanganan ketika berada di pelabuhan perikanan. Oleh karena itu, maka pelabuhan perikanan memberikan jasa pelayanan untuk dapat mempertahankan mutu tersebut yang berupa fasilitas cool room, cold storage, dll. Selain untuk tujuan mempertahankan mutu fasilitas-fasilitas di atas juga dapat digunakan untuk menampung hasil tangkapan pada saat ikan melimpah sehingga ikan dapat disimpan dalam waktu tertentu menunggu membaiknya harga ikan di pasar atau sebagai tempat transit yang akan dipasarkan ke tempat lain. Di samping itu, pelabuhan perikanan pun menyediakan fasilitas kawasan industri yang memungkinkan pihak swasta mengembangkan usaha pengolahan maupun usaha-usaha yang berbasiskan perikanan lainnya.

3.    Aktifitas Distribusi Pemasaran

Secara makro, pelabuhan perikanan dapat berfungsi sebagai pembuka akses bagi distribusi dan perdagangan komoditas perikanan dari suatu wilayah tertentu. Peran ini semakin terlihat terutama pada daerah-daerah yang belum berkembang yang dicirikan dengan kondisi infrastruktur transportasi yang minim.
Di samping itu, pelabuhan perikanan dapat menciptakan mekanisme pasar yang memungkinkan semua pihakyaitu nelayan sebagai penjual ikan dan bakul sebagai pembeli ikan mendapatkan harga yang layak. Mekanisme ini dimungkinkan karena perdagangan ikan di pelabuhan dilakukan dengan menggunakan system lelang.
Pelayanan yang diberikan pelabuhan pada aktifitas distribusi dan pemasaran ini diantaranya adalah penyediaan Tempat Pelelangan Ikan, tempat parkir dan lain-lain.

4.    Aktifitas Perbekalan
Aktifitas ekonomi yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan usaha penangkapan ikan dan pengolahan hasil tangkapan adalah penyediaan kebutuhan melaut terutama untuk usaha penangkapan yang telah menggunakan motor dan berlangsung dalam kurun waktu yang relatif lama. Hal ini berkaitan dengan kelancaran operasi penangkapan ikan dan penanganan mutu ikan hasil tangkapan baik selama operasi penangkapan, penanganan ikan di TPI, maupun saat pendistribusiannya. Bahan–bahan yang biasanya disiapkan untuk kebutuhan melaut diantaranya adalah Bahan Bakar Minyak, es, air tawar, bahan makanan dan lain-lain.
Seiring dengan perkembangan aktifitas penangkapan dan pengolahan, maka penyediaan bahan perbekalan melaut pun mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4. yang menunjukkan volume bahan perbekalan dari tahun 1996 sampai 2000. Dari gambar tersebut terlihat bahwa perbekalan melaut yang paling banyak disalurkan pihak pelabuhan perikanan adalah air tawar, disusul kemudian oleh es dan bahan bakar.

5.    Aktifitas Perbaikan
Aktifitas perbaikan dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi kapal supaya tetap dapat melakukan operasi pengkapan ikan. Jasa pelabuhan untuk aktifitas perbaikan ini diantaranya penyediaan fasilitas docking, slipway dan bengkel.

                    Imbalan Jasa Pemakaian Fasilitas
Peraturan atau penentuan imbalan jasa pemakaian fasilitas ini mengacu pada SK Direktur Jenderal Perikanan No. KU.440/D5.1779/93 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Imbalan Jasa Penggunaan Fasilitas, Jasa dan Barang yang Dihasilkan Pelabuhan Perikanan, antara lain:

1.      Jasa Tambat Labuh

a.    Tambat
·         Kapal dikatakan bertambat apabila bersandar atau mengikatkan tali di tempat tertentu untuk melakukan kegiatan bongkar hasil tangkapan.
·         Waktu tambat dihitung selama kapal membongkar hasil tangkapan di dermaga atau ditempat tambat yang lain.
·         Uang tambat adalah imbalan jasa bagi kapal yang bersandar di tempat tambat yang dihitung berdasarkan etmal (1 etmal = 24 jam)
·         Fasilitas tambat berupa jembatan/jetty, dermaga bongkar, tepian atau bagian tepi baik sungai maupun pantai
·         Tubuh kapal lain.

b.    Labuh

·           Kapal dikatakan berlabuh apabila setelah membongkar hasil tangkapan, kapal bersandar atau mengikat tali di tempat tertentu yang bukan tempat bongkar, untuk beristirahat dan menunggu keberangkatan ke laut atau yang menunggu naik dock atau dalam keadaan floating repair
·           Waktu labuh adalah waktu yang dihitung sesudah kapal selesai membongkar sampai keberangkatannya kembali ke laut (waktu sejak kapal bersandar di dermaga sampai berangkat kembali ke laut dikurangi dengan waktu tambat)
·           Uang labuh adalah jasa sebagai pengganti akibat pemakaian kolam pelabuhan atau tempat berlabuh lainnya yang dihitung berdasarkan etmal
·           Tempat berlabuh merupakan kolam pelabuhan atau tempat yang dibangun khusus untuk berlabuh

c.    Ketentuan lain

·         Kapal non perikanan yang akan tambat labuh harus seizing Kepala Pelabuhan dengan tariff sesuai tariff pokok
·         Apabila kapal hanya melakukan tambat untuk mengisi perbekalan melaut dapat dibebaskan dari biaya tambat dengan catatan tidak lebih dari 6 jam
·         Kapal perikanan untuk keperluan rekreasi/olah raga dikenakan sesuai tariff
·         Kapal yang menetap atau melakukan kegiatan tetap di pelabuhan dapat menggunakan system labuh langganan dan dibayar di muka sebanyak 50 %dari jumlah biaya labuh selama sebulan
·         Kapal perikanan, kapal latih dan kapal-kapal pemerintah sejenis yang tidak diusahakan mendapat keringanan 50 % dari tariff pokok
·         Kapal patroli, kapal bea cukai, kapal perang dan kapal-kapal sejenis yang tidak diusahakan dibebaskan dari biaya tambat labuh.

2.      Pengadaan es

Harga es ditetapkan berdasarkan perhitungan biaya produksi, dengan catatan bahwa harga tersebut tidak melebihi harga es lokal.

3.      Pengadaan air

·         Pengadaan air tawar diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan kapal, pencucian ikan, pengolahan hasil, gudang ikan, warung, fasilitas umum dan lain-lain
·         Sumber air tawar adalah sumur bor dan PAM
·         Perhitungan tariff didasarkan pada biaya pengusahaan air tersebut

4.      Jasa Cool Room

·         Jangka waktu penyimpanan komoditi hasil perikanan di dalam cool room diperhitungkan sekurang-kurangnya satu hari dan untuk penyimpanan kurang dari satu hari diperhitungkan satu hari
·         Keterlambatan pengambilan ikan dari batas waktu penyimpanan yang disebabkan kelalaian dari pemakai jasa, dikenakan biaya tambahan sebesar waktu keterlambatan
·         Batas waktu maksimum untuk setiap komoditi, ditentukan sesuai dengan nilai jual komoditi. Apabila penyewa tidak sanggup lagi memenuhi kewajiban membayar sewa sesuai dengan batas waktu penyimpanan yang telah disepakati, maka Kepala Pelabuhan Perikanan tidak bertanggungjawab atas keberadaan komoditi tersebut dan berhak melakukan pelelangan untuk menggantikan sewanya
·         Harga sewa ditentukan berdasarkan perhitungan biaya operasional


5.      Jasa Alat-alat, Slipway  dan Bengkel

a.    Sewa Alat. Ketentuan tariff didasarkan pada :

·         Jenis alat, waktu dan satuan pemakaian
·         Perhitungan jam pemakaian dimulai dari pemberangkatan alat-alat dari tempat penyimpanan, selama penggunaan alat sampai kembali ke tempat penyimpanan
·         Selama dalam masa sewa, apabila terdapat kerusakan alat yang disewa, penyewa harus mengganti kerusakan tersebut

b. Jasa Penggunaan Slipway/Dock

·           Ongkos satu kali naik dan turun kapal dihitung per ton
·           Ongkos slipway selama kapal di atas galangan dihitung selama masa perbaikan dengan satuan ton (dalam hal ini dipakai GT kapal) per etmal
·           Biaya perbaikan kapal ditentukan berdasarkan kerusakan kapal, penggatian suku cadang dan ongkos perbaikan
·           Secara keseluruhan sewa slipway dan ongkos perbaikan kapal tidak boleh melebihi tarip di luar pelabuhan

c.   Jasa Penggunaan bengkel

·           Tarip untuk bengkel ditentukan berdasarkan kerusakan, penggatian suku cadang dan ongkos perbaikan
·           UNTUK perbaikan kerusakan peralatan dan mesin pelabuhan biaya perbaikan dikenakan dengan mengurangi anggaran Unit pelabuhan
·           imbalan jasa bengkel di pelabuhan tidak boleh lebih tinggi dari tarip di luar pelabuhan

6.      Sewa Pemakaian Listrik

Imbalan jasa pemakaian listrik dibedakan atas dua jenis yaitu :
·           listrik yang berasal dari PLN dengan imbalan pemakaian ditetapkan sebesar biaya PLN ditambah biaya eksploitasi sebesar 10 %
·           listrik yang berasal dari generator milik pelabuhan dengan imbalan jasa ditetapkan oleh SK Menteri

7.      Sewa Tanah dan Bangunan

·           sewa tanah dan bangunan yang dipakai untuk kebutuhan yang sifatnya menetap, taripnya dihitung dalam m2 per tahun dilakukan berdasarkan Surat Perjanjian
·           sewa tanah yang dipakai untuk kebutuhan sementara (perbaikan atau penjemuran jarring, penumpukan barang) taripnya dihitung dalam m2 per etmal

8.      Jasa Pas Masuk Pelabuhan Perikanan

a. Ketentuan Tarip Masuk

·           Pas masuk harian dikenakan bagi setiap orang/pihak dan kendaraan (termasuk pengemudinya) yang akan memasuki wilayah pelabuhan
·           Pas masuk langganan dikenakan bagi orang/pihak yang melakukan kegiatan tetap di pelabuhan

b. Ketentuan bagi nelayan setempat

·           bagi nelayan setempat dibebaskan dari bea pas masuk pelabuhan dengan ketentuan mempunyai dan menunjukkan Kartu Pengenal kepada petugas yang berwenang
·           bagi nelayan yang tidak menetap dikenakan bea pas masuk pelabuhan seperti pengunjung lain

c. Ketentuan bagi bakul pedagang ikan
·           bakul ikan tetap dikenakan pas masuk berupa pas langganan yang dibayar di muka untuk setiap bulannya
·           bagi bakul tidak tetap dikenakan pas masuk berupa pas seperti pengunjung biasa

d.   Ketentuan bagi pengunjung

·           pengunjung yang tidak bersifat dinas dikenakan pas masuk
·           kunjungan dinas atau tamu-tamu resmi harus sepengetahuan petugas keamanan dan seizin Kepala Pelabuhan.





                      Fasilitas Pelabuhan Perikanan

  Fasilitas perikanan menurut keputusan mentri No. 10 tahun 2004 adalah sarana dan prasarana yang tersedia di pelabuhan perikanan untuk mendukung oprasional pelabuhan. Di dalam pelaksanaan fungsi dan peranannya, pelabuhan  perikanan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Kapasitas dan jenis fasilitas-fasilitas atau sarana yang ada umumnya akan menentukan skala atau tipe dari suatu pelabuhan dan akan berkaitan pula dengan sekala usaha perikanannya ( Lubis, 2000 ).

            Adapun fasilitas yang ada di pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan antara lain :

1.   Fasilitas pokok
Fasilitas pokok adalah fasilitas dasar utama yang diperlukan dalam kegiatan di suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran kapal baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh di pelabuhan (solihin,2004). Fasilitas pokok tersebut antara lain :

a.   Dermaga
b.   Kolam pelabuhan
c.   Alat navigasi
d.   Pemecah gelombang

2.   Fasilitas fungsional

Fasilitas fungsional adalah fasilitas yang berfungsi meninggikan nilai guna dan fasilitas pokok yang menunjang aktifitas di pelabuhan. Fasilitas ini disediakan sesuai dengan kebutuhan oprasional pelabuhan perikanan tersebut. Fasilitas fungsional ini dikelompokan menjadi dua antara lain :

a.  Penanganan hasil tangkap dan pemasaranya, yaitu tempat pelelangan ikan, pabrik es, gudang es refrigrasi, dan gedung pemasaran
b.  Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan armada dan alat penangkapan ikan, yaitu tempat perbaikan alat penangkapan ikan, ruang mesin, tempat perbaikan alat penangkapan ikan, ruangan mesin, tempat penjemuran alat penangkapan ikan, bengkel, slipway, gudang jaring, fasilitas perbekalan ( tangki instalasi air minum dan tangki bahan bakar ) dan fasilitas komunikasi ( stasiun jaringan telepon dan radio SSB ).

3.   Fasilitas penunjang

Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung meningkatkan peranan pelabuhan atau para pelaku mendapatkan kenyamanan melakukan aktifitas pelabuhan. Fasilitas penunjang terdi dari :

a.  Fasilitas kesejahteraan : MCK, poliklinik, mess, kantin dan mushola.
b.  Fasilitas administrasi : kantor pengelola pelabuhan, ruang oprator, kantor syabandar dan kantor bea cukai.


  Fungsi Pelabuhan Perikanan

Fungsi pelabuhan perikanan secara umum adalah :
1.   Fungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kapal
2.   Fungsi untuk menangani barang-barang
3.   Fungsi perbaikan dan pemeliharaan

Fungsi pelabuhan perikanan menurut pasal 41 UU No. 31 tahun 2004, yaitu :

1.   Tempat tambat labu kapal perikanan
2.   Tempat pendaratan ikan
3.   Tempat pemasaran dan distribusi ikan
4.   Tempat pelaksanaan mutu hasil perikanan
5.   Tempat mengumpulkan data tangkapan
6.   Tempat pelaksanaan penyluhan serta pengembangan masyarakat perikanan
7.   Tempat untuk memperlancar kegiatan oprasional kapal. 




         D.   Tujuan dan Dampak Pembangunan Pelabuhan Perikanan

Ø  Tujuan pembangunan Pelabuhan Perikanan

Tujuan atau makna yang melekat pada istilah pembangunan, semuanya akan selalu menunjuk kepada sesuatu yang positif, artinya setiap pembangunan selalu diharapkan bermanfaat (Fandeli, 1992). Namun demikian, pada dasarnya kegiatan pembangunan pelabuhan termasuk pelabuhan perikanan yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan dampak secara fisik yang berupa ancaman terhadap kerusakan ekologi baik berupa kerusakan lahan, biologi, maupun pencemaran. Kemudian, seperti umumnya pada setiap kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan terjadi pula dampak sosial baik sosial maupun ekonomi, baik yang bersifat positif maupun negatif(Suratmo, 1998).
Pembangunan yang dilaksanakan bertujuan mempertuas kesempatan kedua, meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang sekaligus menunjang kehidupan ekonomi masyarakat; antara lain adalah pembangunan pelabuhan seperti yang telah dilakukan di beberapa wilayah kabupaten di Propinsi Lampung. Pembangunan pelabuhan perikanan terutama berfungsi dalam pelayanan jasa di bidang perikanan termasuk docking, pengolahan ikan, sandar kapal dan pengadaan sarana penangkapan ikan (Direktorat Jenderal Perikanan, 1994).

Ø  Dampak positif pembangunan Pelabuhan Perikanan

Dampak kegiatan pembangunan yang positif sangat diharapkan terutama terhadap masyarakat yang berada di sekitar wilayah pelaksanaan kegiatan pembangunan tersebut. Namun demikian, dampak negatif yangsebenarnya tidak diharapkan dapat berakibat terhadap masyarakat sekitar itu pula. Dampak tersebut dapat dikemukakan melalui nilai-nilai kuantitatif pada beberapa parameter tertentu yang penting yang menunjukkan kualitas lingkungan baik secara fisik maupun sosial dan ekonomi seperti pendapatan masyarakat (Oamopilii, 1996).
Pembangunan yang dilakukan secara terus menerus mempunyai maksud mengembangkan yang telah dilakukan sebelumnya sering disebut sebagai pengembangan (Improvement). Pengembangan pelabuhan perikanan dapat berupa penambahan fasilitas pelabuhan, jenisltipe pelabuhan dan pengc\olaannya untuk mencapai tujuan pelabuhan perikanan yang optimal. Hal ini sejalan dengan pernyat .. an bahwa, pelabuhan perikanan mempunyai peranan pent:ng yangmeli!luti 3 (tiga) aspek (Direktorat Jenderal Perikanan, 1994), yaitu (a) menunjang pembangunan dan pengembangan ekonomi nasional maupun regional; (b) menunjang pembangunan dan pengembangan industri baik hulu maupun hilir; dan (c) membangun nlasyarakat (perikanan) di sekitar pelabuhan perikanan sehingga menjadi lebih kreatif dan dinamis.
Pembangunan dan pegembangan pelabuhan perikanan yang telah dilakukan di wilayah pesisir Lampung (seperti di Lempasing - Teluk Lampung, Bandar Lampung) merupakan salah satu aktivitas pemanfaatan wilayah pesisir Lampung yang cukup signifikan di dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat, terutama bagi masyarakal nelayan. Sebagaimana aktivitas ekonomi lainnya, pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan di Lempasing, Bandar Lampung seyogyanya akan memberikan manfaat positif terhadap kelangsungan sosial ekonomi masyarakat terutama dalam bentuk penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan.
Sejauh ini,bagaimana dampak pembangunan pelabuhan perikanan terhadap kondisi social ekonomi masyarakat sekitarnya terutama di Lempasing, Bandar Lampung, belum pernah dilakukan. Padahal ,aspek sosial dan ekonomi merupakan pokok bahasan yang penting dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan sebagaimana dikemukakan oleh Soemarwoto (1997) dan Hadi (1997).

ü  Contoh dari dampak positif pembangunan pelabuhan perikanan terhadap masyarakat pesisir;

Rata-Rata tingkat pendapatan masyarakat sekitar pelabuhan perikanan untuk berbagai kelompok mata pencaharian utama (nelayan, pedagang, buruh, pengolah dan petani) dikemukakan pada Tabel 2. Tabel 2 memperlihatkan bahwa pendapatan masyarakat responden yang berada di sekitar pelabuhan perikanan pantai Lempasing meningkat. Artinya pembangunan dan pengembangan pelabuhan perikanan pantai Lempasing mempunyai dampak positif meningkatkan pendapatan masyarakat sekitarnya.






Tabel 2. Tingkat Pendapatan Masyarakat Sekitar Pelabuhan Perikanan Sebelum dan Setelah Adanya Pembangunan Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing, Bandar Lampung, 2004:

Kelompok Masyarakat
Sebelum adanya pelabuhan
Setelah adanya pelabuhan
Nelayan
400.625
580.521
Pedagang ikan
559.375
1.193.750
Buruh angkut ikan
421.875
650.000
Pengolah ikan
8.650.000
17.393.750
Petani
375.000
759.375

Peningkatan pendapatan terse but terjadi tidak hanya pada kelompok nelayan tetapi terjadi pada seluruh kelompok masyarakat yang berada di sekitar pelabuhan perikanan Lempasing. Hal ini juga berarti masyarakat nelayan yang memanfaatkan sumberdaya perikanan di perairan laut dan pesisir Lampung menggunakan fasilitas pelabuhan perikanan yang berada di Lempasing, Bandar Lampung. Peningkatan pendapatan terbesar terlihat pada kelompok masyarakat pengolah yang berada di sekitar pelabuhan perikarian pantai Lempasing.






DAFTAR PUSTAKA



Direktorat Jenderal Perikanan. 1994. Petunjuk Teknis Pengelolaan Pelabuhan Perikanan. Direktorat Bina Prasarana. Direktorat Jenderal Perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta.

Damopilii. 1996. Pengertian dan Pro:ies serta Manfaat AMDAL. Kumpulan Materi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pusat Penelitian Lingkungan Hidup. Institut Pertanian Bogor.

hukum.unsrat.ac.id/men/menlaut_10_2004.pdf(keputusan KKP)

digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-5385-4106202802-chapter1.pdf(bab 1)