Minggu, 04 November 2012

pengaruh angin dan gelombang terhadap hasil tangkapan di laut selatan jawa



Pengaruh Angin dan Gelombang Terhadap Hasil Tangkapan
di Laut Selat Jawa

     I.          Latar belakang
Pada daerah pesisir pantai nelayan biasanya bisa menentukan kapan musim ikan banyak dan kapan ikan sulit untuk di temukan. Dengan demikian pada bulan-bulan tertenu banyak nelayan yang tidak pergi melaut dan ada juga yang mengganti alat tangkap mereka dengan alat tangkap yang sesuai jenis musim ikan yang ada. Dari sisi cuaca sangat menentukan baik dan tidaknya hasil tangkapan, karena pengaruh angin yang terlalu besar  biasanya membuat takut para nelayan saat melakukan penangkapan ikan, sehingga kerja nelayan tidak maksimal.
Angin merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam ilmu perikanan tangkap, kecepatan angin dapat mempengaruhi tinggi rendahnya gelombang, semakin cepat arah angin maka akan semakin tinggi gelombang pada suatu wilayah perairan. Gelombang terjadi karena adanya energi angin yang bertiup diatas permukaan perairan, dengan adanya energi angin maka akan terjadi dorongan terhadap permukaan air sehingga menjadi lebih rendah dibandingkan dengan tempat disekitarnya yang mengakibatkan ketidak seimbangan sehingga terjadi dorongan massa air yang lebih tinggi untuk menggisi tempat yang lebih rendah. Proses ini akan berlangsung secara terus menerus selama masih ada energi anggin yang mempengaruhi doronggan diatas permukaan air. Tinggi rendahnya gelombang dapat ditentukan dengan besar kecilnya penggaruh tekanan anggin yang ada di atas permukaan air laut.
Gelombang merupakan pergerakan air laut yang terjadi secara terus menerus yang diakibatkan oleh penggaruh anggin, tenaga tektonik bumi dan gaya gravitasi bumi. Energi dan momentum dipindahkan ke massa air dalam bentuk energi doronggan terhadap air, oleh karena itu gelombang tidak memindahkan massa air, melainkan gelombang memindahkan bentuk energi melalui air sehingga mempenggaruhi keadaan perairan yang menimbulkan suatu putaran pada air. Gulungan air akan menjadi semakin besar apa bila energi dorongan yang mempenggaruhinya juga semakin besar, sehingga timbulnya gelombang sanggat dipengaruhi karena adanya anggin. Gelombang dalam dunia perikanan sanggat berpengaruh, karena denggan adanya gelombang, maka akan mengaduk nutrisi – nutrisi yang ada pada substrat didasar perairan. Denggan adanya gelombang maka akan mengangkat nutrien – nutrien penting sehingga akan terjadi pencampuran zat-zat hara yang penting untuk kesuburan suatu daerah perairan.
            Suhu merupakan salahsatu faktor untuk menentukan keberadaan ikan dan jenis-jenis ikan yang berekonomis penting, suhu termasuk faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberadaan ikan karena suhu merupakan faktor alami yang mempengaruhi daerah habitat ikan yang sesuai dengan suhu tersebut, dari berbagai jenis ikan akan memiliki kecocokan suhu perairan dalam kenhidupanya, termasuk jenis-jenis ikan yang berekonomis tinggi, seperti tuna dan cakalang. Ikan jenis tuna tersebut akan beruaya untuk mencari daerah yang memiliki suhu yang sesuai yang dibutuhkanya untuk hidup. Suhu perairan juga akan mempengaruhi produktifitas plagton sebagai penanda kesuburan sebuah daerah perairan. Semakin subur daerah perairan maka ikan akan mudah ditemukan pada daerah itu.

    II.            Permasalahan
1.      Faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan nelayan

   III.          Pembahasan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil tangkapan nelayan menurun yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Contoh dari faktor eksternal adalah angin, gelombang dll. Sedangkan contoh faktor internal adalah nelayan melakukan penangkapan dengan cara yang berlebihan (eksploitasi), dan tidak ada penebaran benih ikan kembali. Seperti yang terjadi di PPN Prigi Kabupaten Trenggalek selama dua tahun terjadi musim paceklik ikan. Itu semua disebabkan karena pada tahun sebelumnya nelayan di PPN Prigi melakukan penangkapan dengan besar-besar tapi nelayan tersebut tidak memikirkan akibatnya. Disini penulis akan membahas dari faktor eksternal mengapa bisa terjadi pengurangan dengan hasil tangkapan nelayan.
Gelombang merupakan faktor eksternal yang menyebabkan hasil tangkapan nelayan menurun. Pada  musim gelombang besar biasanya terjadi antara bulan Desember, Januari dan Februari. Disitulah banyak nelayan yang tidak melaut dikarenakan ukuran kapal atau GT(Grosetonase) kecil, dan resikonya tinggi. Namun ada juga nelayan yang tetap melaut, ini karena cara nelayan untuk memenuhi kebutuhanya. Walaupun demikian hasil yang diperoleh   nelayan tersebut tidak seimbang dengan modal dan resiko yang dihadapinya, dalam arti nelayan tersebut rugi. Gelombang besar pada perairan laut selatan banyanyak dipengaruhi oleh adanya angin, angin menghantarkan suatu energi terhadap air sehingga air akan menghantarkan energi tersebut sesuai  dengan besar energi angin tersebut. Jadi angin dan gelombang merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi. Dengan demikian nelayan dapat memprediksikan apakah akan terjadi gelombang besar pada suatu wilayah perairan dengan melihat kecepatan angin yang ada.
Dengan terjadinya gelombang yang besar juga mempengaruhi keberadaan ikan ( fish target ). Pada perairan yang gelombangnya terlalu besar akan terjadi pengadukan sedimen yang terlalu basar sehingga akan menyebabkan matinya atau rusaknya plakton. Dengan mati atau rusaknya plagton maka ketersediaan sumber pakan pada ikan akan menurun yang menyebabkan terjadinya ruaya pada ikan untuk mencari suatu wilayah yang sesuai dengan lingkungannya. Pada saat terjadi gelombang yang besar akan menimbulkan berbagai faktor pada wilayah perairan, diantaranya adalah perubahan suhu, perubahan salinitas dan kecerahan pada perairan. Dari berbagai faktor-faktor tersebut akan menimbulkan berubahnya tingkah laku ikan terhadap habitatnya. Ikan akan selalu mencari daerah yang sesuai untuk melakukan kehidupanya, ikan melakukan ruaya dari suatu wilayah kewilayah lain untuk mencari suatu daerah yang sesuai dengan habitatnya. Daerah tersebut menyediakan sumber pakan yang cukup, ketersediaan oksigen yang cukup dan suhu yang sesuai untuk memijah dan metabolisme pada hidup ikan.
Suhu merupakan salah satu faktor alam yang mempengaruhi keberadaan ikan dalam suatu wilayah perairan. Suhu berperan aktif dalam keberlangsungan kehidupan ikan, karena suhu akan mempengaruhi kebiasaan dan aktifitas ikan. Semakin tinggi suhu maka metabolisme pada ikan akan semakin tinggi dan akan menyababkan ikan tidak aktif dalam melakukan kegiatan hidupnya. Ikan akan mencari tempat yang suhunya dapat mendukung untuk melanjutkan kehidupan ikan. Biasanya ikan-ikan perenang cepat seperti ikan cakalang (katsuwonus pelamis) akan sering beruaya untuk mencari habitat yang sesuai dengan suhu  yang ideal untuk keberlangsungan hidupnya, seperti memijah, makan, dan aktifitas-aktifitas lainya. Dengan mengetahui suhu suatu wilayah perairan maka nelayan dapat menentukan fishing gear pada suatu wilayah parairan. Karena pada wilayah perairan yang bersuhu tertentulah banyak ikan hidup diwilayah tersebut. Dengan demikian maka hasil tangkapan nelayan akan optimal.
Kecerahan suatu daerah perairan akan mempengaruhi keberadaan ikan pada wilayah tersebut. Kecerahan perairan akan mempengaruhi berbagai faktor dalam suatu wilayah perairan. Diantaranya yang sangat berpengaruh karena kecerahan suatu wilayah adalah keberadaan plagton dan oksigen. Hal ini terjadi karena semakin keruh wilayah perairan maka semakin sulit sinar matahari menembus perairan, sedangkan sinar matahari dibutuhkan oleh pitoplagton dan tanaman-tanaman air untuk melakukan fotosintesis. Dengan terhalanginya cahaya masuk keperairan oleh sedimen-sedimen pada perairan maka proses fotosintesis akan berjalan lambat. dengan kurangnya cahaya matahari pada suatu wilayah perairan maka akan mengurangi keberadaan pitoplagton, dengan berkurangnya pitoplagton maka akan berdampak pada keberadaan zooplagton sebagai sumber makanan ikan. Dengan demikian akan mengganggu suatu sistem rantai makanan pada wilayah tersebut. Karena zooplangton menurun maka keberadaan ikan juga akan mengalami penurunan ini dikarenakan zooplangton merupakan salah satu sumber makanan bagi ikan. Selain dari segi sumber makanan, adanya sinar matahari pada suatu perairan akan mempengaruhi terjadinya fotosintesis bagi pitoplagton. Dari fotosintesis tersebut akan menghasilkan oksigen terlarut yang dibutuhkan ikan untuk hidup. Oleh karena itu ketersediaan sinar matahari akan mempengaruhi daerah keberadaan ikan.
Keadaan gelombang suatu wilayah perairan akan menentukan keberadaan ikan, oleh karena itu nelayan dapat menentukan kapan dan dimana suatu wilayah perairan yang sesuai atau cocok untuk melakukan penangkapan ikan. pada musim-musim angin banyak sekali gejala-gejala yang ditimbulkanya. Pada wilayah perairan laut selatan sering terjadi gelombang yang besar ini dikarenakan pengaruh angin pada laut selatan lebih besar dibandingkan dengan laut jawa. Oleh sebab itu rancangan kapal dan alat tangkapnya pun berbeda, pada laut selatan kapal penangkapan perikananya didesain dengan pemecah gelombangnya lebih besar, ini dikarenakan pada wilayah laut selatan pengaruh anginya lebih besar sehingga gelombangnya cukup tinggi. Oleh karena itu keberadaan gelombang pada suatu wilayah juga akan mempengaruhi bentuk kapal dan cara penangkapan ikan.
Keadaan angin yang terlalu basar akan menimbulkan sutu arus yang tidak searah. Misalnya pada bagian atas, tengah dan dan dalam tidak searah sehingga menyulitkan nelayan untuk melakukan penangkapan ikan. karena pada saat melekukan setting alat tangkap arah alat tangkap tidak akan bisa berjalan sempurna terhadap ikan atau fish targed. Oleh karena itu fish targed sering bisa lolos dari alat tangkap. Olehkarena itu keberadaan angin, gelombang dan suhu sdalam suatu parairan saljng berkaitan satu dengan yang lain oleh karena itu untuk mennentukan wilayah penangkapan ikan maka nelayan harus bisa mengetahui keadaan angin yang baika untuk melakukan penangkapan itu seperti apa, karena angin akan mempengaruhi terjadinya dua faktor yang lain yang ada pada  perairan yaitu terjadinya gelombag dan berubahnya suhu perairan. Angin besar biasa terjadi pada musim-musim tertentu sehingga nelayan dapat memprediksikan kapan nelayan dapat melaut dan kapan nelayan tidak bisa melau. Dengan memperediksi keadaan angin nelayan juga dapat menentukan wilayah keberadaan ikan, karena ikan akan selalu beruaya ketempat-tempat dimana ikan tersebut dapat melangsungkan kehidupanya yang sesuai dangan habitat yang ideal baginya, seperti keadaan suhu yang sesuai, ketersediaan makanan dan oksigen yang cukup. Dengan demikian kita dapat menentukan wilayah penangkapan ikan dengan mengetahui keadaan angin pada wilayah tersebut, karena angin akan mempengaruhi beberapa fakror yang terjadi didalam perairan seperti perubahan suhu, gelombang, dan lain sebagainya.
Arah angin adalah arah darimana angin berembus atau darimana arus angin datang dan dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran jarum jam dan dimulai dari titik utara bumi, dengan kata lain sesuai dengan titik kompas. Untuk keperluan-keperluan tertentu arah angin dapat dinyatakan dalam perdelapan penjuru mata angin, misalnya: utara, timur laut, timur dan seterusnya. Bahkan umumnya beri arus angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut bertiup, misalnya: angin yang bertiup dari utara, maka angin utara dan seterusnya ( Saefudin,2003).
Arus adalah pergerakan masa air dari tempat yang lebih tinggi menuju tempat yang lebih rendah hingga mencapai keadaan kesetimbangan yang menyebabkan perpindahan masa air secara horizontal dan  vertikal. Gerakan tersebut merupakan resultante dari beberapa gaya yang bekerja dan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Arus laut adalah gerakan masa air dari suatu tempat yang lebih tinggi atau mempunyai densitas yang  lebih  tinggi  menuju tempat yang lebih  rendah atau yang  mempunyai densitas  yang  lebih  rendah,  baik  secara vertikal atau horizontal. Gaya utama yang menimbulkan adalah gaya Coriolis, yaitu gaya yang membelok ke kanan di belahan bumi utara dan ke kiri di belahan bumi  selatan. Gaya ini akan menyebabkan adanya aliran masa  air  laut  atau  ’gyre’  searah  jarus  jam  di  belahan bumi  utara  dan  sebaliknya  di belahan bumi selatan. Perubahan arah arus akibat pengaruh angin kepada gaya Coriolis dikenal dengan ’spiral Ekman’(Pond and Pickard,  1983).
Gelombang pada permukaan air laut pada umumnya terjadi karena adanya tiupan angin diatas permukaan air lautyang bersangkutan, makin besar kecepatan atas kekuatan angindan makin lama angin tersebut bertiup, maka makin besar atau makin tinggi gelombang yang ditimbulkannya. Meskipun gelombang di permukaan laut nampak berjalan kesuatu arah tertentu, namun bagian-bagian dari air laut yang bersangkutan tidak turut berjalan, melainkan hanya bergerak-gerak naik-maju dan turun-mundur secara bergiliran dan secara
teratur (Saefudin,2003).
            Gelombang di laut adalah pergerakan masa air laut baik gerakan osilasi secara orbital vertikal  maupun secara progressive-horizontal pada suatu arah dan periode tertentu  yang secara umum didasarkan pada  teori  hidrodinamik  Gelombang  dapat disebabkan  beberapa faktor  seperti  adanya  dorongan  energi  gempa  didasar  bumi (tectonic earth quake) atau dasar laut sehingga menimbulkan gelombang tsunami, atau disebabkan karena adanya energi gempa bumi akibat letusan gunung (volcanic earth quake) di darat maupun di laut seperti pada kejadian gunung Krakatau atau akibat gaya tangensial energi
angin (Hartoko,2000).

 IV.            Kesimpulan

Hasil penangkapan ikan begantung kepada beberapa faktor,misalnya faktor eksternal seperti gelombang.jika gelombang di suatu perairan atau laut sedang tinggi nelayan tidak mau ambil resiko untuk tetap melaut di karenakan kapal yang mereka gunakan untuk menengkap ikan di laut tidak memungkinkan untuk menghadang ombak atau gelombang yang tinggi dan dikhawatirkan akan merusak kapal nelayan dan menenggelamkan kapal tersebut.Selain itu,jika gelombang sedang tinggi maka ketersediaan plankton juga akan hilang karena tercampur dengan sedimen sehingga plankton akan banyak yang mati dan akan mengakibatkan ikan-ikan akan berruwaya menuju daerah yang banyak terdapat plankton,terdapat oksigenyang cukup dan memiliki suhu yang memadahi untuk melangsung hidup dan mencari makan.
Angin dan gelombang merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,karena gelombang sangat dipengaruhi oleh angin,semakin tinggi angin yang ada maka akan semakin besar juga gelombang yang dihasilkan,jika gelombang semakin tinggi maka nelayan akan sukar untuk melaut mencari ikan sehingga ikan yang dihasilkan nelayan akan semakin berkurang akibat tidak melautnya para nelayan.Gelombang yang besar juga akan mengakibatkan plankton menjadi mati sehingga perairan akan menjadi tidak menguntungkan untuk biota-biota laut,jika plankton mati maka ketersediaan oksigen akan menipis dan akan sangat mempengaruhi kehidupan biota perairan akan hilang dan ikan-ikan akan beruaya ke tempat yang memilikii kekeyaan plankton,oksigen,dan suhu yang baik untuk berreproduksi dan memijah.Jika angin dan gelombang tidak sedang tinggi maka keberadaan plankton akan melimpah sehingga ikan akan nyaman tinggal di daerah tersebut dan nelayan akan mudah untuk menemukan ikan-ikan yang akan di tangkap sehinga produksi penangkapan akan meningkat.


    V.            Daftar Pustaka

Hartoko, A. 2000. Aplikasi  Teknologi  Inderaja  Untuk  Pemetaan  Sumberdaya       Hayati Laut Tropis Indonesia. Pengembangan Pemetaan Sumberdaya dan Ekosistem Pesisir: Universitas Diponegoro Semarang.

Pond.S and G.L. Pickard.1983. Introductory of Dynamical Oceanography. Second Edition. Pergamon Press: New York

Saefudin.2003. Meteorologi Laut. Yayasan Bina Citra Samudra: Jakarta Utara









1 komentar:

Candra mengatakan...

Mantap postingannya Pak Dwi.
Izin minta Nama lengkap Pak Dwi... rencana saya mau mengutip beberapa hal dari tulisan ini. Thanks

Posting Komentar